Wednesday, November 7, 2012

FONOLOGI


Pengertian
Bidang lingustik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa disebut dengan fonologi. Secara etomilogi terbentuk dari kata fon yang artinya bunyi, dan logi yang artinya ilmu. Fonologi sendiri mempelajari fonetik dan fonemik. Jika kita mendengar orang berbicara atau berpidato, maka kita akan mendengar runtutan bunyi bahasa yang terus-menerus dan kadang dengan suara yang menaik atau menurun. Runtutan bunyi bahasa tersebut dapat dianalisis atau disegmentasikan berdasarkan tingkatan kesatuannyayang ditandai dengan hentian-hentian atau jeda yang terdapat dalam runtutan bunyi tersebut. runtutan bunyi itu dapat disegmentasikan berdasarkan jeda atau hentian paling besar. Semisal, pada contoh berikut:

[Sayaakanmakanmeskipunsudahkenyang]

Dari kalimat diatas dapat disegmentaskan menjadi:

[sayaakanmakan] dan [meskipunsudahkenyang]

Dari tahap diatas masih dapat disegmentasikan lagi:

[saya],[akanmakan],[meskipun],[sudahkenyang]

Pada tahap ketiga ini masih dapat disegmentasikan lagi menjadi:

[saya], [akan],[makan],[meskipun],[sudah],[kenyang]

Tahap berikutnya adalah, segmen-segmen diatas runtutan bunyinya masih dapat disegmentasikan lagi menjadi runtutan bunyi atau silabel atau suku kata. Semisal, [sudah] silabelnya [su] dan [dah].
Silabel merupakan satuan runtutan bunyi yang ditandai dengan satu satuan bunyi yang paling nyaring, yang dapat disertai atau tidak disertai oleh bunyi lain di depannya, di belakangnya, atau sekaligus di depan dan di belakangnya. Puncak kenyaringan atau sonoritas inilah yang disebut dengan silabel. Puncak kenyaringan biasanya ditandai dengan huruf vocal (a,i,u,e,o).

Fonetik
Adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tampa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna ataukah tidak. Menurut urutan prosesnya ada tiga jenis fonetik,yaitu:
1.      Fonetik Artikulatoris
Atau biasa disebut dengan fonetik organis atau fonotik fisiologis, yang mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat wicara manusiabekerja dalam menghasilkan sebuah bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi tersebut diklarifikasi.
2.      Fonetik Akustik
Mempelajari bunyi bahasa sebagai sebuah peristiwa fisis  atau fenomena alam. Bunyi-bunyi yang diselediki atau dianalisis adalah frekuensi getarannya, amplitudonya, intensitasnya, dan timbernya (dipelajari dalam ilmu fisika).
3.      Fonetik Auditoris
Sedangkan, jenis fonetik ini mempelajari bagaimana mekanisme bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat wicara manusia dapat diterima oleh telinga kita (pendengar atau lawan bicara).
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dengan bagan berikut:










Rounded Rectangle: PENDENGAR
Telinga dan sistem neurologisnya

Rounded Rectangle: PENUTUR
Alat wicara masusia





Rounded Rectangle: Getaran-getaran udara yang dihasilakn


 





Fonemik
Adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunti bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebgai pembeda makna atau tidak. Jika dalam fonetik kita mempelajari fon atau bunyi, dlam fonemik kita mempelajari fonem, yakni bunyi bahasa yang berfungsi membedakan manka atau tidak. Jika bunyi bahasa yang dihasilkan dapat membedakan makna maka disebut dengan fonem, namun jika tidak dapat membedakan makna maka tidak dapat disebut dengan fonem.
Untuk dapat mengetahui apakah sebuah bunyi di dikatakan sebagai fonem atau tidak, kita terlebih dahulu mengidentifikasikannya. Bagaimana kita dapat mengidentifikasikannya? Biasanya sebuah satuan bahasa atau kata mengandung bunyi, kemudian membandingkan bunyi tersebut dengan satuan bunyi lain yang mirip dengan satuan bahasa yang pertama. Dua kata yang mirip disebut dengan kata-kata yang berkontars minimal atau dua buah kata yang merupakan pasangan minimal (minimal pair). Namun, tidak semua bahasa dapat diidentifikasikan, hanya bahasa-bahasa tertentu saja. Misal, bahasa Cina, Inggris, Belanda, dll. Fonem dalam sebuah bahasa memiliki beban fungsional yang tinggi dan ada juga yang memiliki beban fungsional rendah. Jika beban fungsionalnya tinggi maka pasangan minimalnya banyak ditemui dengan fonem tersebut dan jika beban fungsionalnya rendah maka tidka begitu sering dijumpai pasangan minimalnya yang memiliki fonem yang sama.

Sumber: Chaer, Abdul.1994.Linguistik Umum.Jakarta.PT RINEKA PUTRA

0 comments:

Post a Comment

 

Amine Voice © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates